Monday, February 11, 2008

RIP - Christian Hartono - Founder ToP - Koster Blitar

Almarhum dikenal sebagai sosok yang sangat baik dan mudah bergaul, saya selalu keep in touch secara online baik via forum. waktu jamnas di jogja kemarin sich masih sempat ketemu sama bro christian.

Bro Christian Hartono K4-001 meninggal dunia mas, kemarin malam dia kecelakaan pas konvoi bareng group moge di daerah Banyumas Jawa Tengah dalam perjalanan menuju Jakarta... Motor Yamaha V-Max yang beliau kendarai menabrak Toyota Avanza dengan tipe tabrakan adu banteng. Dua orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut termasuk salah satu rekan Bro Christian yang ikut mengendarai motor Suzuki Thunder GSX 250.

Selamat jalan kawan, semoga engkau tenang di sisi Nya... Semoga segala kebaikan, ketulusan hati, dan semangat brotherhood yang engkau punya dan tanamkan selama ini akan mendapatkan balasan yang sesuai di sisi Nya... Amiinnnn...

Friday, February 8, 2008

Cinta ......,

Jika ia sebuah cinta, ia tidak mendengar

Namun senantiasa bergetar…

Jika ia sebuah cinta, ia tidak datang dengan kata-kata

Namun senantiasa menghampiri dengan hati…

Ia senantiasa tulus

Ia juga hadir karena pengorbanan dan kesetiaan

Jika ia memang cinta, ia kadang tidak berucap dengan kata

Namun senantiasa hadir dengan sinar mata

Ia tidak berjanji namun senantiasa mencoba memenangi

Ia tidak buta tapi melihat dan merasakan

Ia senantiasa berusaha

Ia juga tidak hadir, karena permintaan…

Ia hadir karena ketentuan…

Cinta bukanlah hal yang pasif ataupun spontan

Cinta tidak akan pernah begitu saja terjadi…

Tidak akan bisa menemukan cinta yang selamanya

Tapi cinta harus diusahakan dari hari ke hari, setiap saat setiap waktu…

Cinta bukanlah misteri…



Note :


Dan pada akhirnya mencintai bukanlah menemukan orang yang tepat

Namun bagaimana belajar tuk mencintai orang yang dicintai secara terus menerus tanpa henti…

Cinta itu butuh sikap bijak… Happy Valentine....2008

Tuesday, February 5, 2008

Yang Mana Anda: si Stuck atau si Unstuck?

Hidup di rantau penuh dengan tantangan. Kebanyakan
mitos yang terdengar adalah kemampuan bahasa yang sangat
menentukan keberhasilan seseorang. Dengan perkataan lain,
apabila kemampuan bahasa seseorang di perantau kurang memadai, maka
kemungkinan besar seseorang tidak akan berhasil. Benarkah demikian?

Jawabannya: tidak benar.

Walaupun penting, kemampuan berbahasa dalam bahasa
setempat (seperti Bahasa Inggris di Amerika Serikat, Britania Raya dan
Australia) tentu akan menunjang keberhasilan dalam membukakan
pintu peluang, namun kemampuan mengartikulasikan pikiran dalam
bentuk komunikasi yang dapat diterima dalam kultur setempatlah yang
sebenarnya jauh lebih penting. Juga sikap kerja (attitude) yang
etislah yang sangat menentukan keberhasilan seseorang di tanah rantau.

Selama hampir sepuluh tahun di perantauan, tepatnya
di Amerika Serikat, saya telah merasakan sendiri dan melihat
dengan mata kepala dan mata hati sendiri bahwa bentuk komunikasi yang
paling mengena bukanlah dengan menggunakan grammar dan choices of
words yang sempurna, melainkan dengan kemampuan mengekspresikan
pikiran dan perasaan dengan cara yang seefisien mungkin dalam
bentuk komunikasi verbal dan non-verbal. Ini bisa dilihat dari
pendatang-pendatang baru yang kemampuan berbahasanya --walaupun
kedengaran cukup lancar di telinga perantauan saya-- masih kurang
sempurna di telinga penduduk setempat.

Ada beberapa sesama teman seperantauan yang sangat
cepat melesat karirnya. Sebaliknya ada pula yang totally stuck di
satu titik saja selama bertahun-tahun, bahkan masih sering nebeng
pula dengan teman-temannya yang unstuck. Lantas, sebenarnya apa yang
membedakan mereka? Bukankah mereka sama-sama dari Indonesia dan
(kebanyakan) mempunyai latar belakang kehidupan masa lalu yang
mirip pula?

Untuk mempermudah deskripsi saya di bawah, mari kita sebut saja
mereka yang cepat melesat karirnya sebagai si "Unstuck" dan mereka
yang jalan di tempat si "Stuck."

Si "Unstuck," biasanya mempunyai kemampuan
berkomunikasi yang universal (selalu menjaga etika, banyak mendengarkan
dan percaya diri tanpa perlu menjatuhkan orang lain) attitude yang
berbeda
dibandingkan dengan si "Stuck." Bagi si Unstuck, tantangan adalah
sumber gairah dan energy yang sangat berharga. Dalam kata lain,
dengan kesulitan --termasuk kesulitan dalam berkomunikasi-- ia
menemukan makna hidup. Dengan demikian, ia membuka
pintu-pintu keberhasilan baginya di masa depan (di tingkat
"etheral," dalam bahasa New Age-nya).

Bagi si Stuck, tantangan adalah sesuatu yang ingin dihindarkan
setiap saat. Saya ingat betapa ada seorang teman yang selalu
mengeluh baik ketika tidak mendapatkan pekerjaan, sedang mencari
pekerjaan dan bahkan ketika sudah diterima kerja.
Keluhannya walaupun hanya untuk hal-hal kecil saja, namun bagi
si Unstuck, ini adalah salah satu bentuk "invitation" bagi kegagalan.

Coba saja bayangkan. Si Stuck ini sering mengeluh betapa "kejam"nya
bosnya di tempat kerja, maka ketika suatu hari kehadirannya di
tempat kerja sangat diperlukan, ia bilang, "Mereka lagi mau pindahan
kantor, mendingan gua tidak masuk kerja saja, supaya mereka tahu
rasa kekurangan orang." Wah, dengan mengeluh kepada si Unstuck,
sebenarnya si Stuck ini sudah membuka pintu kegagalan.

Maksudnya apa? Well, siapa sebenarnya yang mau mempekerjakan
seseorang yang tidak etis (tidak profesional)? Ingatlah bahwa "what
you say says a lot about you" (apa yang Anda katakan kepada orang
lain sebenarnya mencerminkan siapa Anda).

Kalau saja pihak yang mempekerjakan si Stuck ini sampai mendengar
perkataannya, bukankah pintu promosi sudah langsung tertutup
baginya? Belum lagi kalau si Unstuck temannya itu mempunyai potensi
untuk mempekerjakan si Stuck. Bukankah ini adalah promosi buruk (bad
personal branding) bagi si Stuck?

Ada lagi beberapa perbedaan antara si "Stuck" dan si "Unstuck".

Stuck: Senang meminta. Senang menerima yang gratis-gratis tanpa
merasa obligated untuk membalas budi.

Unstuck: Senang memberi. Tidak senang menerima barang-barang gratis
(ingat there is no free lunch, semuanya mesti dibayar baik sekarang
maupun nanti --bukankah lebih baik sekarang?).
Kalaupun diberi sesuatu, ia selalu membalas budi baik orang lain
dengan segera.

Stuck: Berpikir dengan perasaan dan merasa dengan pikiran. Sering
mengalami konflik antara pikiran dan perbuatan,sehingga apa yang
dikomunikasikan mempunyai "logical fallacy."

Unstuck: Berpikir dengan pikiran dan merasa dengan perasaan. Paralel
dan tidak ada konflik antara pikiran dan perbuatan.
Dalam istilah Ilmu Logika, perbuatan-perbuatannya adalah perbuatan
yang sahih.

Stuck: Mengikuti tren (misalnya senang mendengarkan pendapat orang
lain, menjadi "pengikut" pendapat orang lain).

Unstuck: Menciptakan tren (tidak memperdulikan omongan negatif orang
lain, sepanjang apa yang diincar adalah halal dan bisa membantu
orang banyak baik secara langsung maupun tidak langsung).

Stuck: Tidak berani menghadapi tantangan baru (lebih baik "stuck" di
satu tempat daripada mengubah diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan
baru yang akan membawanya ke kehidupan yang lebih baik).

Unstuck: Senang menghadapi tantangan baru, bahkan selalu mencari-
carinya di setiap kesempatan.

Stuck: Senang memerangi masalah saat itu juga karena merasa egonya
tertantang.

Unstuck: Memilih masalah yang harus diperangi (choose your battle)
dan mana yang harus dilepaskan karena tidak worth it dari segi
spending tenaga dan pikiran.

Stuck: Sering menyalahkan orang lain (blaming) dan mengeluh
(whining). Bahkan ada orang selalu mengeluh sehingga ia tidak bisa
lagi melihat berkat (blessing) di depan matanya.

Unstuck: Tidak menyalahkan siapa-siapa. What already happened,
happened. Yang penting adalah solving the problem, bukan blaming dan
whining.

Stuck: Tidak pernah double checking pendapat orang lain. Dalam kata
lain, percaya saja kepada gosip secara penuh, tanpa mendengarkan
dari pihak lain yang terlibat.

Unstuck: Selalu double checking dan tidak langsung mempercayai gosip
atau isyu-isyu yang beredar.

Stuck: Lebih memusatkan kepada kemampuan berbahasa, bukan komunikasi
efisien dan kemampuan adaptasi kultural.

Unstuck: Memusatkan kepada kemampuan berkomunikasi efisien dan
adaptasi kultural, bukan yang dapat diukur oleh grammar dan mekanisa
bahasa.

Stuck: Biasanya tidak berani mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya
(ada unsur "merahasiakan" asal-usul dan beberapa hal lainnya yang
semestinya bukanlah rahasia).

Unstuck: Terbuka dan transparan dalam bertindak.
Berani untuk diaudit oleh siapapun karena kebenaran akan selalu
berada di pihaknya.

Oke, sekarang kalau Anda merantau, kira-kira yang mana Anda?


Sumber: Yang Mana Anda: si Stuck atau si Unstuck?
oleh Jennie S.
Bev. Jennie S. Bev adalah penulis perantauan yang
telah menerbitkan 15 buku dalam bentuk elektronik di Amerika Serikat.
Pada tahun 2003, ia dinobatkan sebagai EPPIE Award Finalist for
excellence in electronic publishing.

Menanti Efek Domino Penurunan Tarif Telepon

Pagi tadi saya ada cek detik.com ketulan ada satu artikel yg menarik buat saya.. berikut liputannya :

Jakarta
- Regulator baru saja menerbitkan draft formulasi tarif interkoneksi yang harus sudah diimplementasikan operator pada 1 April 2008. Dalam formula itu, komponen biaya lintas operator secara keseluruhan untuk semua jenis layanan telekomunikasi turun hingga 20%.

Dalam skema interkoneksi baru, biaya originasi dan terminasi untuk telepon tetap (fixed) serta telepon tetap nirkabel (FWA) lokal, tak mengalami perubahan alias tetap Rp 143 per menit. Sedangkan biaya interkoneksi sambungan jarak jauh (SLJJ) untuk telepon tetap lintas operator turun dari Rp 1.138 per menit menjadi Rp 1.120 per menit.

Memang, tarif interkoneksi untuk layanan telepon tetap diakui tidak turun signifikan karena dianggap sudah mentok. Bahkan, supaya tarif telepon tetap tidak jadi naik masih harus disubsidi dari biaya interkoneksi SLJJ dan seluler.

Namun, bergembiralah, karena tarif interkoneksi atau biaya lintas operator untuk layanan seluler turun drastis hingga 40%. Penurunan tersebut dinilai pantas karena layanan seluler dianggap masih punya ruang yang cukup untuk menurunkan harga.

Biaya interkoneksi percakapan suara lokal dari seluler ke telepon tetap turun dari sebelumnya Rp 721 per menit menjadi Rp 522 per menit. Sementara, biaya interkoneksi seluler ke seluler lokal turun menjadi Rp 522 per menit dari sebelumnya Rp 898 per menit. Sedangkan biaya interkoneksi seluler ke seluler SLJJ turun menjadi Rp 986 per menit, dari sebelumnya Rp 1.244 per menit.

Perlu diketahui, tarif interkoneksi merupakan salah satu komponen yang vital dalam penghitungan biaya sambungan jika kita menelpon lintas operator. Selain interkoneksi, pengguna juga dibebankan biaya lain untuk tarif retail semisal untuk biaya aktivitas bisnis operator dan margin keuntungan.

Pemerintah sendiri tak mau terlalu menekan penurunan karena operator dianggap masih perlu cari untung untuk modal pengembangan dan pembangunan jaringan layanan. Khususnya di area luar Jawa dan pedesaan. Alasannya, masih banyak orang Indonesia yang belum menikmati fasilitas telekomunikasi mengingat teledensitas masih cukup rendah dibandingkan jumlah populasi penduduk.

Meski demikian, namun setidaknya dengan rezim interkoneksi yang baru bakal ada penurunan yang lumayan bagi pelanggan seluler yang kerap ber-halo-halo dengan lawan bicara yang menggunakan layanan telepon beda operator.

Efek Domino

Telkomsel sendiri tak lama setelah pengumuman interkoneksi langsung menyatakan bakal menurunkan tarif retailnya. Demikian pula dengan Indosat. Meskipun kedua operator seluler dominan itu belum bisa menyebutkan persentase penurunan harganya.

Tapi dari niatan itu saja tentu bakal ada dampak yang hebat. Jika para pemain kelas atas mulai menurunkan harga, apalagi operator yang di bawahnya. Perang tarif dipastikan bakal tak terelakkan lagi.

Bahkan sebelum formula tarif interkoneksi yang baru diumumkan saja, para operator seluler sudah gencar berpromosi. Meskipun mayoritas baru sekadar berani menawarkan "tarif murah" untuk kalangan sesama pelanggannya sendiri.

Catat, para operator cuma berani kasih harga "murah" buat percakapan sesama pelanggannya saja. Itu pun karena tidak terkena biaya interkoneksi. Dengan penurunan interkoneksi, mudah-mudahan saja operator makin berani bertarung menawarkan "tarif murah" untuk percakapan lintas operator.

Orang nomor satu XL Hasnul Suhaimi sempat mengatakan, jika dilihat dengan kacamata kuda, penurunan tarif bisa saja menurunkan pendapatan operator. Tetapi jika operator itu cerdik, menurut dia justru malah meningkatkan pendapatan secara progresif.

Hal itu katanya telah dibuktikan XL dengan penurunan tarif ke sesama pelanggan selama lima tahun terakhir. Bahkan, meski tarif selulernya di akhir 2007 lalu diturunkan 39% dari tahun sebelumnya, operator itu masih bisa menangguk keuntungan.

Nah, dengan adanya penurunan tarif nanti, tentu bakal menimbulkan efek domino. Jika saja puncak gunung es operator seluler seperti Telkomsel dan Indosat mencair, tak bisa dibayangkan bagaimana operator lainnya yang levelnya di bawah kedua operator itu.

Belum lagi jika pengadilan meluluskan permohonan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) yang meminta Telkomsel menurunkan tarifnya 15% lagi. Akankah para operator habis-habisan melancarkan perang harga? Kita tunggu saja sampai 1 April 2008.


Penulis adalah wartawan teknologi komunikasi informasi di situs www.detikINET.com. Tulisan merupakan opini pribadi dan bukan cerminan sikap redaksi.
( rou / wsh )

Sumber : detiknet.com
Penulis: Achmad Rouzni Noor II - detikinet

Monday, February 4, 2008

Cinta itu adalah.....,

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di
dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat
adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat
dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah cinta apa adanya.
Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan
kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka
akan mengurangi
kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan,
maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya
kesempurnaan itu hampa adanya.

Penglihatan masa depan Ki Ronggowarsito untuk Indonesia

Membuka kitab-kitab kuno, menemukan tulisan di bawah ini :
Ki Ronggowarsito, sastrawan Jawa Kuno sebelum akhir hayatnya memberi 'penerawangan' bahwa negara ini akan menemui kejayaan setelah dipegang oleh 7 sosok pimpinan, yaitu :
1. Satriyo kinunjoro murbowaseso,
2. Satriyo muktiwibowo kesandung kesampar,
3. Satriyo jinumput sumelo atur gawe wirang,
4. Satriyo lelono, topo ngrame, wuto ngiteri jagad,
5. Satriyo piningit, hamung tuwuh,
6. Satriyo pinilih, mboyong gapuraning ratu, nggelar kloso tanpo nglenggahi,
7. Satriyo pinandito, sinisihan wahyu, ratu tanpo makutho.

Interpretasinya sangat luas, tergantung dari mana menelisiknya. Menarik ada orang-orang tua yang menerjemahkannya sebagai berikut :
  1. Satriyo kinunjoro murbowaseso ; tokoh yang keluar masuk penjara, dan diangkat sebagai pemimpin seumur hidupnya. Deskripsi ini mengingatkan kita pada SUKARNO !
  2. Satriyo muktiwibowo kesandung kesampar ; tokoh yang sangat berwibawa, disegani baik kawan maupun lawan. Namun 'langkah'nya terbelit berbagai masalah di sekitarnya (keluarga dan kawan2 dekatnya). Ingat SUHARTO !
  3. Satriyo jinumput sumelo atur gawe wirang ; tokoh yang dipungut untuk naik memimpin, namun acapkali salah kata salah tindak hingga membuat malu/merendahkan wibawa bangsa. Ingat HABIBIE, anak angkat Suharto, diangkat menjadi presiden karena presiden mengundurkan diri, salah tindakan hingga Tim-Tim lepas dari Indonesia.
  4. Satriyo Lelono, topo ngrame, wuto ngiteri jagad ; tokoh yang muncul dari 'dunia keheningan', bukan dari ramainya dunia politik (awalnya), namun memiliki kemampuan ibarat tanpa melihat bisa tahu seisi dunia. Ingat GUS DUR ! berlatar belakang dunia pesantren, tahu segalanya walaupun memiliki keterbatasan fisik.
  5. Satriyo Piningit, hamung tuwuh ; tokoh yang selama ini 'dipingit' dipinggirkan naik menjadi penguasa, namun hanya tumbuh dan belum sempat berkembang (berkuasa sebentar). Mungkin deskripsinya cocok dengan MEGAWATI ! yang selama ini tersia-sia namun umur kekuasaannya sangat pendek dan tidak terpilih kembali.
  6. Satriyo pinilih, mboyong gapuraning ratu, nggelar kloso tanpo nglenggahi ; tokoh pilihan rakyat untuk menduduki tampuk kekuasaan, menyusun landasan negara ke depannya namun hanya sampai mempersiapkan saja. orang lain yang akan meneruskan. Mungkin SBY ! yang dipilih rakyat secara demokratis menjadi presiden.
  7. Satriyo pinandito, sinisihan wahyu, ratu tanpo makutho ; tokoh yang berwibawa, terhormat, bijaksana, dikelilingi pembantu-pembantunya yang sangat mendukung, pintar dan cerdas. Diibaratkan presiden sebagai raja tanpa mahkota, karena merakyatnya dia tidak perlu mahkota untuk dianggap sebagai raja. Karena kepemimpinan terpancar dari dalam bukan sebatas tampilan luar. Dia mungkin tidak terlalu pintar namun bijaksana dan mengayomi, roda pemerintahan dijalankan dengan dukungan segenap orang2 sekelilingnya yang terkoordinasi dengan baik. Semoga ini presiden mendatang negeri ini !
sebatas menterjemahkan secara bebas !



Sunday, February 3, 2008

postingan pertama ku..

Akhirnya jadi juga dech blog pribadi ku setelah sekian lama membuat/ mengasuh blog club motor Sulawesi Thunder Club, awalnya sich sy buat blog untuk kepentingan club biar semua komunitas Thunder di indonesia bisa mengenal profil sulawesi Thunder Club di internet.

Blog yang saya buat untuk STC semuanya berisi informasi tentang kegiatan otomotif, mengingat seiring dengan berkembangnya sulawesi Thnuder Club di makassar dan sekitarnya akhirnya saya merasa harus ada wadah informasi salah satunya dengan merancang / membuat blog STC. apalagi kebetulan sekarang saya ditugaskan di jakarta n tentunya banyak info yang saya bisa masukkan buat teman2 di makassar.

oh y untuk blog pribadi saya masih bingung mau di isi apa moga2 teman2 komunitas blogger makassar bisa memberi masukan n sebelumnay saya ucapkan terima kasih.